Negara-negara Uni Eropa menjadi yang paling terdepan dalam mengadopsi era elektirifikasi. Tak hanya dalam pembelian mobil listrik, tetapi pembangunan ekosistem EV juga berkembang pesat di Benua Biru.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), tiga negara Uni Eropa menyumbang 70 persen dari stasiun pengisian daya di benua itu.
Negara yang dimaksud adalah Belanda, Jerman dan Prancis. Nama pertama telah memiliki 66.665 titik pengisian EV, sedangkan dua negara terakhir masing-masing memiliki 45.751 titik dan 44.538 titik pengisian daya mobil listrik.
Menurut laporan Hindustan Times, negara-negara Uni Eropa secara keseluruhan memiliki total 225 ribu stasiun pengisian daya kendaraan listrik.
Namun selain tiga negara di atas, nyatanya kesenjangan terlihat jelas. Italia dan Swedia yang menempati posisi keempat serta kelima saja hanya memiliki titik pengisian EV sebanyak 13.073 dan 10.370.
ACEA sendiri menyebutkan bahwa Uni Eropa harus membutuhkan setidaknya enam juta stasiun pengisian EV publik untuk mencapai tujuan nol emisi pada 2030 mendatang.
Sedangkan negara kecil Eropa seperti Malta, Sipurs, Bulgaria, Yunani, Rumania dan Lithuania stasiun pengisian dayanya tidak sampai 500 titik.
Dalam hal penjualan, kendaraan listrik di Eropa dilaporkan melonjak hingga 89 persen pada 2020 kemarin. Itu tak terlepas dari dukungan pemerintah Eropa yang mendorong laju adopsi mobil listrik.
HINDUSTAN TIMES