Gejala dan Faktor Risiko Batu Empedu yang Perlu Diketahui

Berikut ini gejala paling umum yang dialami saat mengidap penyakit batu empedu atau Cholelithiasisi. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterology hepatologi RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC) Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD, KGEH, FINASIM, memaparkan, salah satu gejala batu empedu yang paling umum terjadi adalah munculnya rasa nyeri pada perut bagian kanan atas secara mendadak. "Rasa nyeri tersebut juga dapat menjalar ke punggung dan bahu," ujar dia dikutip Senin (3/6/2024).

Diketahui, batu empedu adalah kondisi ketika terbentuknya massa padat yang terdiri dari kristal dalam kantong empedu atau saluran empedu di dalam tubuh. Kantong empedu adalah organ kecil yang berada di bawah hati dan berfungsi untuk menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati. Batu empedu terbentuk ketika substansi seperti kolesterol, garam empedu, atau zat zat lainnya tidak seimbang dalam empedu.

Ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu. Apa Itu Emoji Centang Biru di TikTok Begini Cara Downloadnya, Bisa Menambah Followers Harga Daging Sapi di Pasar Inpres Martapura Mulai Naik, Dari Rp130 Ribu Jadi Rp150 Ribu

Cara Beli Centang Biru Instagram atau Facebook Cuma 100 Ribuan, Berikut Syarat dan Keuntungannya Tampilan Baru, WhatsApp Akan Ubah Centang Hijau Jadi Centang Biru Mirip Instagram 1. Kolesterol berlebihan: Batu empedu yang paling umum terdiri dari kolesterol yang berlebihan dalam empedu.

Kolesterol berlebihan dapat mengendap dan membentuk endapan yang kemudian menjadi batu empedu. 2. Ketidakseimbangan garam empedu: Garam empedu adalah zat yang diproduksi oleh hati untuk membantu empedu melarutkan lemak dalam makanan. "Jika terjadi ketidakseimbangan produksi garam empedu, hal ini dapat menyebabkan batu empedu terbentuk," tutur dr Irsan.

3. Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan masalah batu empedu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami batu empedu. Faktor genetik memainkan peran penting dalam kerentanan terhadap pembentukan batu empedu. 4. Kehamilan: Selama kehamilan, tingkat hormon perempuan mengalami perubahan, termasuk meningkatnya kadar estrogen.

Perubahan ini dapat mempengaruhi komposisi empedu dan menyebabkan batu empedu terbentuk. 5. Obesitas dan pola makan: Kegemukan dan pola makan yang tidak sehat, khususnya diet lemak dan rendah serat, dapat meningkatkan risiko pembentukan batu empedu karena dapat merubah komposisi dan konsentrasi empedu. Berdasarkan komposisinya, batu empedu dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama:

1. Batu Kolesterol: Jenis batu empedu ini merupakan yang paling umum ditemui, terdiri dari sebagian besar kolesterol. Batu kolesterol terbentuk ketika konsentrasi kolesterol dalam empedu melebihi kemampuan empedu untuk melarutkannya. Biasanya berwarna kuning hingga cokelat. 2. Batu Pigmen: Batu pigmen terbentuk ketika pigmen bilirubin, zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah, terakumulasi dalam empedu.

Jenis batu ini berhubungan dengan kondisi medis tertentu, seperti sirosis hati, anemia hemitik, atau infeksi saluran empedu. Batu pigmen cenderung berwarna cokelat atau hitam. 3. Batu Campuran: Seperti namanya, batu empedu jenis ini terdiri dari campuran kolesterol dan pigmen. Keberadaan batu campuran umumnya dikaitkan dengan penjelasan faktor risiko atau penyebab batu empedu, seperti obesitas atau kehamilan.

“Penting untuk mencatat bahwa jenis batu empedu dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Identifikasi jenis batu empedu yang tepat memegang peranan penting dalam menentukan pilihan perawatan yang sesuai. Ini melibatkan evaluasi oleh tenaga medis yang tepat sehingga terapi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien,” ungkap dr. Irsan. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *