Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kerap bolak-balik luar negeri. Terakhir, ia mengikuti Konferensi Perubahan Iklim atau COP 26 di Glasgow, Skotlandia, pada awal bulan ini. Di konferensi itu, pria bergelar Master of Urban Design dari University of Berkeley, Amerika Serikat ini berbicara tentang pemulihan Sungai Citarum.
Kendati tinggal di luar negeri dan bergaul bersama orang-orang Barat sudah bertahun-tahun dia jalani, Ridwan Kamil mengaku lidahnya tetap bercita rasa Nusantara. Ia susah beradaptasi dengan makanan Barat yang dianggapnya kurang nendang untuk tingkat kepedasannya itu.
“Ciri orang Indonesia, kalo ke luar negeri biasanya berbekal sambel ABCDEFG sachetan atau bubuk/bon/cabe beneran bukan cabe-cabean. Karena makanan budaya Barat kadang kurang nendang di lidah orang Indonesia yang hobi pedas,” katanya pada keterangan video yang diunggahnya, Sabtu, 13 November 2021.
Di video itu, ia beraktraksi ketika menaburkan bon cabe di atas makanan yang disajikan kepadanya, di sela-sela konferensi perubahan iklim itu. “Bon Cabe, kearifan lokal Indonesia, di manapun kita berada,” katanya. Ia kemudian bergaya bak chef yang memberikan hiasan di makanan yang disajikan.
Suami Atalia Praratya itu kemudian mengeluarkan celoteh sindiran khasnya. Menurut Emil, sapaan pria 50 tahun ini, ada produk yang mengalahkan kepedasan bon cabe ini. “Satu produk yang lebih pedas dari bon cabe ini yaitu lidah netijen indonesia. Ini bukan endorse, tapi mirip,” tulisnya.
Unggahan Ridwan Kamil ini mendapatkan komentar dari pengikutnya. “Ada yang lebih pedes, Pak,..Kas Bon,” tulis Uyung Aria. “Bismillah komisaris Boncabe, Pak,” tulis Manshur Angklung menyindir.